Nama saya Christina Morra dan dilahirkan dalam sebuah keluarga Kristen.
Saya mempunyai tiga saudara lelaki dan tiga saudara perempuan. Kami
berhenti datang ke gereja ketika usia saya enam tahun. Kami percaya
bahwa lebih baik membaca Injil di rumah karena kami tidak dapat
menemukan gereja dengan doktrin bisa kami patuhi, makanya lebih baik
kami di rumah saja. Saya yakin bahwa sikap agamis keluargalah yang
menyebabkan saya memeluk Islam. Saya juga yakin bahwa perjalanan menuju
Islam bermula ketika saya baru lahir.
Salah satu perkara yang saya
pelajari dalam Islam ialah konsep fitrah. Artinya setiap anak yang lahir
dalam keadaan suci, bebas dari sebarang dosa. Oleh karenanya, kita bisa
memanggil anak atau bayi sebagai Muslim.
Hanya ibu bapaknyalah
yang mengajarnya untuk menjadi seorang Yahudi atau Kristen. Saya begitu
tertarik sekali dengan kepercayaan Islam ini karena saya menyetujuinya
sepenuh hati. Fakta menyebutkan bahwa Muslim berusaha untuk kembali
dalam keadaan suci dan menjadi orang terbaik bisa menjadi benar pada
pandangan saya.
Saya mulai mengenal Islam dari beberapa orang
rekan Muslim saya di internet. Tidak semua teman saya Muslim, tetapi
Alhamdulillah saya punya beberapa orang teman Muslim yang baik.
Sebelumnya memang saya tidak mengetahui apa-apa. Hanya, saya teringat
pada seorang Muslim yang bekerja dengan ayah saya. Waktu itu saya
belajar mengucapkan "Assalamualaikum".
Saya tertarik dengan orang ini
yang kelihatan lembut dan damai serta berpakaian serba putih.
Perlahan-lahan saya baru bahwa memberi salam kepada anak-anak merupakan
satu perbuatan baik.
Saya pernah menulis satu artikel berkaitan
dengan kecenderungan dan minat saya untuk belajar tentang berbagai
budaya dan kemanusiaan. Ketika itu saya belajar di sekolah tinggi.
Artikel itu mendapat perhatian dari guru pembimbing kami. Guru bahasa
Inggris saya turut memuji artikel tersebut. Ketika masa berlalu,
hubungan saya dengan umat Islam juga semakin meningkat. Saya menjadi
lebih tertarik untuk belajar mengenai Islam.
Ketika kuliah, saya
mengambil mata kuliah agama. Sayangnya, materi yang disampaikan tidak
banyak memberikan informasi tentang Islam. Saya merasa yang harus
dipelajari adalah Islam. Oleh karena itu, saya mengambil mata kuliah
Islam klasik. Saya juga turut belajar bahasa Persia karena begitu minat
untuk mempelajari bahasa. Asik dengan minat yang saya geluti membuat
saya memutuskan tidak melanjutkan kuliah bidang arsitektur.
Teman
baik saya, Ehsan, seorang yang saya kenal lewat internet, adalah teman
baik untuk belajar Alquran. Saya banyak sekali menanyakan persoalan
berkaitan Islam kepadanya. Dia datang dari Iran untuk menemui saya di
Amerika. Kami bertemu di Texas. Saya juga bertemu dengan ramai warga
Iran di sana.
(republika)
postingan yang bagus tentang Christina Morra: Kuucapkan Syahadat di Dalam Pesawat
BalasHapus